Jumat, 24 November 2017

Angka Putus Sekolah SMP Ke Jenjang SMA Mengalami Kenaikan



ANGKA PUTUS SEKOLAH DARI SMP KE JENJANG SMA MENGALAMI KENAIKAN

Indra Lesmana
160131600430
Administrasi Pendidikan
Universitas Negeri Malang

Abstrak: Perkembangan teknologi akibat efek globalisasi semakin cepat dan menuntut setiap manusia untuk mengikuti perkembangan.  Pendidikan merupakan wahana bagi masyarakat untuk mengembangkan diri guna menghadapi perubahan zaman. Namun pendidikan masih belum dapat dirasakan semua lapisan masyarakat karena terbentur akan kendala biaya. Pemerintah sudah menyiapkan dana untuk alokasi pendidikan, namun dana tersebut masih belum bisa memenuhi kebutuhan akan penyelenggaraan pendidikan semaksimal mungkin. Dana pendidikan adalah sumber daya keuangan yang disediakan untuk menyelenggarakan dan mengelola pendidikan (Sisdiknas, 2003: 77).
Kata Kunci: pendidikan, dana pendidikan, perkembangan teknologi.

Semakin banyak negara maju di dunia sekarang ini, hal tersebut dapat dilihat dari pendidikannya. Pendidikan merupakan tolok ukur majunya suatu negara, karena dengan pendidikan akan diharapkan suatu sumber daya yang berkualitas dan mampu bersaing di era perkembangan zaman. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Sisdiknas, 2003: 3).
Pendidikan yang maju juga didukung dengan anggaran yang banyak, oleh karena itu negara maju menyediakan dana yang tidak tanggung-tanggung saat menyangkut masalah pendidikan. Indonesia sendiri menyediakan anggaran sebesar 20 % dari APBN dan APBD untuk pendidikan, diharapkan seluruh masyarakat dapat melaksanakan wajib belajar sesuai dengan program yang pemerintah sediakan. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga negara indonesia atas tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah (Sisdiknas, 2003: 5).
Di Indonesia sistem pendidikan yang digunakan adalah pendidikan berjenjang. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasar tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan (Triwiyanto 2015:122).

ISU DAN LATAR BELAKANG MASALAH
UU no. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (1) menyatakan bahwa “ Setiap warga negara mempunyai hak yang sama dalam memperoleh pendidikan yang bermutu “ dan pasal 11 ayat (1) menyatakan “ pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa adanya suatu diskriminasi”. Problema yang masih dihadapi bangsa Indonesia adalah masih banyak anak usia sekolah yang tidak dapat memperoleh hak penuh akan pendidikan, sehingga banyak anak usia sekolah yang harus berhenti karena beberapa hal. Oleh karena itu penulis mengangkat suatu isu masalah sebagai berikut.
Isu Masalah
“ANGKA PUTUS SEKOLAH DARI SMP KE JENJANG SMA MENGALAMI KENAIKAN”

Penulis menganggap masalah angka putus sekolah adalah masalah yang sangat penting, penulis telah mengamati fenomena yang terjadi baik secara langsung maupun lewat media massa di negara ini. Angka putus sekolah atau yang biasa disebut drop out adalah keluarnya seorang peserta didik dari suatu sekolah sebelum waktunya peserta didik tersebut lulus dikarena suatu alasan tertentu (Imron, 2011). Penulis akan mengutarakan latar belakang dari masalah yang dimuat kali ini.
Latar Belakang Masalah
Angka putus sekolah adalah masalah yang sangat krusial dan sering dijumpai dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Masalah ini tidak akan berakhir jika tidak ada tindakan khusus pemerintah dalam menekan angka putus sekolah ini. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dengan adanya program beasiswa tanpa adanya kesenjangan dalam implementasimya, namun semua hanyalah mimpi belaka masih banyak rakyat indonesia yang tidak dapat merasakan pendidikan sampai jenjang perguruan tinggi.
Prasyarat: (a)Tersedianya program sekolah gratis bagi siswa tidak mampu, (b) Tersedianya program beasiswa bagi siswa yang berprestasi, (c) Adanya sekolah satu atap di area pedesaan, (d) Banyaknya sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kelangsungan biaya pendidikan untuk masyarakat.
Kenyataan: (a) Masih adanya sekolah yang meminta pungutan kepada peserta didik, adanya sekolah swasta yang masih menerapkan sistem pungutan kepada peserta didik. Hal lini bertujuan untuk pemenuhan sarana dan prasarana sekolah dan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan, (b) Masih banyak pendistribusian beasiswa yang salah sasaran, adanya peserta didik yang berprestasi yang masih belum bisa merasakan pendidikan lanjutan dikarenakan terbentur biaya dan pemerintah salah dalam pendistribusian bantuan, (c) Masih belum adanya pemerataan mengenai sekolah satu atap di setiap daerah hanya pada daerah-daerah tertentu saja diselenggarakan sekolah satu atap mengingat keterbatasan dari masing-masing daerah, (d) Masih belum adanya tenaga ahli dan sarana prasarana yang mendukung dalam pengelolaan sumber daya alam sendiri di negara ini, masih saja melibatkan negara asing dalam pengelolaan sumber daya alam yang mengakibatkan meerugikan negara sendiri karena negara asing selalu meminta imbalan yang tergolong besar perbandingannya.
Dengan adanya permasalahan di atas, pemerintah harus memikirkan beberapa alternatif yang diharapkan dapat menjawab semua permasalahan tersebut.

RUMUSAN MASALAH KEBIJAKAN
Upaya Pemerintah Mengatasi Masalah Kenaikan Angka Putus Sekolah antara lain: (a) Mengadakan program wajib belajar 9 tahun gratis, (b) Pembangunan infrastukstur sekolah yang merata, (c) Penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, (d) Penyediaan pendidik dan tenaga kependidikan yang berkualitas dan memenuhi kompetensi yang telah ditentukan.
Masalahnya.: (a) Semua program untuk sekolah gratis sudah dilaksanakan namun masih ada saja sekolah yang masih menerapkan pungutan kepada peserta didik untuk sekolah yang berstatus swasta, (b) Dalam penyelenggaraaan sekolah yang gratis memerlukan biaya yang banyak, negara sendiri masih belum terlepas dari jeratan hutang piutang kepada negara lain dan masih tidak mampu mengelola sumber daya alam sendiri guna menunjang dalam penyelenggaraan pendidikan yang dapat dirasakan semua lapisan masyarakat, (c) Masih banyaknya masyarakat yang buta akan pentingnya pendidikan terutama di daerah pedesaan, (d) Banyaknya pendidik dan tenaga kependidikan yang tidak kompoten dan tidak memenuhi kompetensi yang telah ditentukan.

RUMUSAN ALTERNATIF KEBIJAKAN
Salah satu rumusan alternatif beserta rasionalnya adalah (a) Mendayagunakan semua komponen yang ada dalam negara seperti pemerintah, masyarakat, sumber daya alam, dan sumber daya manusia, (b) Adanya program BOS yang pemerintah canangkan bagi sekolah, adanya BOS ini bertujuan untuk meringankan biaya dan dapat meningkatkan akses masyarkat yang kurang mampu menikmati pendidikan yang berkualitas karena terhalang oleh biaya (kharisma, 2013: 8), (c) Dengan mendayagunakan sumber daya manusia yang unggul diharapkan dapat memaksimalkan penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan sosial budaya, (d) Negara memaksimalkan pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki sehingga dapat dialokasikan untuk kebutuhan pendidikan, (e) Pemerintah melaksanakan pemerataan pendidikan sehingga diharapkan semua lapisan masyarakat dapat menikmati pendidikan selayaknya.

ANALISIS POTENSI DAN LETIMASI ALTERNATIF
Analisis potensi ini bertujuan untuk mengetahui tentang apa saja yang menjadi kekkuatan dan kelemahan dari alternatif kebijakan yang sudah dipaparkan. Sehingga akan diambil alternatif mana yang memiliki kelemahan paling sedikit nantinya dalam pengimplementasian.
Potensi Alternatif
Dengan mendayagunakan semua komponen yang menyangkut pendidikan diharapkan dapat menekan masalah angka putus sekolah di Indonesia. Karena pendidikan dikatakan baik jika semua komponen yang ada dalam hal pendidikan ikut andil berkontribusi secara baik seperti dari pemerintah, masyarakat, dan sumber daya manusianya sendiri. Pemerintah mencanangkan program-program seperti sekolah gratis, menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu, dengan begini diharapkan dapat menimbulkan kesadaran masyarakat bahwa untuk menikmati pendidikan itu tidaklah sulit baik segi biaya. Masyarakat juga harus ikut serta dalam penciptaan lingkungan yang mendukung dalam penyelenggaraan pendidikan. Masyarakat juga dapat terlibat dalam proses penyelanggaraan pendidikan seperti penyusunan kurikulum yang sesuai dengan sosial budaya daerah setempat dan peran masyarakat juga dapat menjadi pengawas dari proses penyelenggaraan pendidikan. Sumber daya manusia yang unggul sangat diperlukan dalam pengembangan pendidikan dan diharapkan dapat mengelola sumber daya alam untuk dialokasikan untuk pendidikan, jika pemerintah dapat mengelola sumber daya alam sendiri semua keperluan pendidikan di Indonesia dapat terpenuhi dan tidak akan timbul masalah angka putus sekolah karena alasan biaya. Bukan hanya keperluan pendidikan yang akan terpenuhi, pemerintah dapat mengentas angka kemiskinan di Indonesia, pembangunan infrastruktur dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya kesenjangan.
Limitasi Alternatif
Masih kurang adanya kerjasama antara pemerintah dengan masyarakat dalam penciptaan pendidikan yang lebih baik. Masih banyak sumber daya manusia yang belum memenuhi standar minimal. Negara masih bergantung pada negara asing dalam hal pengelolaan sumber daya alam sehingga tidak dapat dialokasikan semaksimal mungkin untuk mencukupi kebutuhan masyarakat. Masih banyak program-program pemerintah yang belum terlaksana secara maksimal dan masih ada penyaluran bantuan yang salah sasaran.

RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh penulis setelah melakukan pertimbangan mengenai kekuatan dan kelemehan dari alternatif adalah penulis mengajukan rekomendasi yang dapat diterapkan guna menekan angka putus sekolah. Penulis mengungkapkan masalah utama dari angka putus sekolah yang paling utama dan sering terjadi di beberapa daerah yakni kendala dalam biaya pendidikan.
Rekomendasi Kebijakan (a) Memanfaatkan program pemerintah yang telah dicanangkan, resikonya banyak terjadi program pemerintah seperti beasiswa yang salah sasaran sehingga mengakibatkan peserta didik tidak dapat melanjutkan sekolah dikarenakan kendala biaya, (b) Melirik hutang ke negara lain, dengan resiko beban hutang negara semakin bertambah, rakyat semakin sengsara karena semakin naik harga pangan efek dari hutang negara semakin bertambah, (c) Mengandalkan modal sendiri, dengan resiko tuntutan akan dunia kerja mengenai kualitas sumber daya manusia semakin tinggi, sedangkan untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan pendidikan yang mumpuni yang dapat mengembangkan soft skill dan human skill. Jika tetap mengandalkan modal sendiri tidak akan mencapai pendidikan yang maksimal, karena masih ada sekolah yang mengalami kekurangan mengenai sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan pembelajaran, (d) Memanfaatkan SDA yang dimiliki negara, dengan resiko keterbatasan alat dalam proses pengelolaan SDA. Negara masih meminta bantuan negara lain dalam mengelolah SDA dengan kesepakatan bagi hasil.

Penutup
Simpulan
Masih banyak tugas pemerintah yang harus diselsaikan, apalagi menyangkut hal pendidikan. Pendidikan merupakan dasar dari maju tidaknya suatu negara, oleh karena itu pendidikan yang baik akan menghasilkan suatu output yang berkualitas guna menghadapi perkembangan IPTEK. Angka putus sekolah adalah masalah yang sering dihadapi oleh suatu negara. Untuk menghadapi semua itu pemerintah harus memaksimalkan semua komponen yang bersangkutan dengan hal pendidikan.
Saran
Dengan adanya artikel ini diharapkan pembaca mengerti bahwa masih ada masalah yang sangat penting yakni angka putus sekolah yang mengalami kenaikan. Diharapkan pemerintah dan masyarakat berkerjasama guna merencanakan pendidikan sebaik mungkin guna menekan angka putus sekolah di Negeri ini.

DAFTAR RUJUKAN
Imron, Ali. 2011. Manajemen  Peserta Didik Berbasis Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.
Kharisma, B. (2013). Dampak Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS)  Terhadap Tingkat Putus Sekolah di Indonesia: Analisis DID. JURNAL EKONOMI KUANTITATIF TERAPAN , Vol 6 No 1.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Triwiyanto, T. 2015. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.



0 komentar

Posting Komentar