Selasa, 21 November 2017

Bahasa Jawa Yang Mulai Memudar


BAHASA JAWA YANG MULAI MEMUDAR
Indra Lesmana
160131600430
Administrasi Pendidikan/A
Fakultas Ilmu Pendidikank


UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Email: lesmanaindra197@gmail.com

PENDAHULUAN
Bahasa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan apa yang terlintas didalam hati dan pikiran manusia dengan bertujuan untuk berkomunikasi atau menyampaikan gagasan kepada seseorang antar individu. Bahasa jawa adalah bahasa daerah yang berasal dari pulau jawa yang mayoritas biasa digunakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.  Etika sering berhubungan dengan upaya menentukan perbuatan yang dilakukan manusia untuk dikatakan baik atau buruk. Seiring berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi banyak kalangan anak kecil hingga remaja yang mulai melupakan kebudayaan dari daerah masing-masing dapat diambil contoh yaitu etika berbudaya berbahasa daerah yakni bahasa jawa. Bahasa jawa adalah bahasa yang sering khusus digunakan dilingkungan etnis jawa untuk berkomunikasi dengan sesama orang seusia atau sederajat maupun dengan para bangsawan. (Ilmu Sosial Budaya Dasar.2015)
Namun sekarang kebudayaan akan memakai bahasa jawa mulai memudar terutama pada kalangan remaja maupun anak-anak yang diakibatkan masukknya budaya asing sehingga kalangan remaja maupun anak-anak lebih dominan menirunya.  Banyak faktor lain yang mempengaruhi memudarnya budaya berbahasa jawa yakni pertama faktor dari dalam yaitu keluarga, mengapa keluarga dijadikan faktor pertama, karena terkadang keluarga tidak mengajarkan adab budaya berbahasa daerah yakni bahasa jawa kepada anaknya melainkan lebih memilih mengajarkan bahasa asing yakni bahasa inggris.
Faktor yang kedua adalah faktor lingkungan, karena sifat manusia sangat dinamis dan setiap komponen mempunyai hubungan yang erat dan interaksi.  Kebanyakan kalangan remaja maupun anak-anak lebih meniru bahasa dari teman sebaya atau biasa disebut dengan bahasa pergaulan. Faktor ini yang lebih kuat pengaruhnya terhadap kebiasaan anak-anak atau remaja untuk etika berbahasa yakni bahasa jawa. (Mengenal Dampak Lingkungan.1992)
Faktor ketiga yaitu adanya dunia sosial media yang dominan penggunanya adalah kalangan remaja dan kebanyakan kalangan remaja sering menyeting bahasa yang digunakan dengan bahasa inggris. Sehinga penggunaan bahasa jawa pada jaman sekarang tidak digunakan lagi oleh para kalangan remaja.  Dari beberapa faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa kesadaran dan kecintaan akan melestarikan bahasa jawa sebagai bahasa daerah masih kurang. Dalam hal ini juga dapat menimbulkan suatu masalah yang menyangkut bahasa daerah yakni bahasa jawa yang takutnya juga diklaim oleh negara lain jika tidak dilestarikan.  Masalah paling serius adalah kurangnya penjiwaan terhadap adab berbahasa daerah terutama bahasa jawa pada kalangan remaja dan anak-anak. Permasalahan ini juga melekat pada penulis sulit rasanya untuk menjiwai dengan serius mengenai kebudayaan berbahasa daerah yakni bahasa jawa yang terutama. Akibat pengaruh yang ditimbulkan oleh arus globalisasi dan informasi yang semakin cepat membawa dampak negatif terhadap berbagai macam lapisan masyarakat yang tidak mampu menyaring informasi secara selektif bagi kebutuhannya sendiri, ini juga berpengaruh pada diri setiap remaja karena denga adanya globalisasi kebudayaan akan berbahasa deerah akan mulai rontok lambat laun. (Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan di Sulawesi Tengah.1995)

PEMBAHASAN
          Dari permasalahan-permasalahan diatas dapat diketahui bahwa permasalahan akan berbudaya berbahasa sangatlah kurang bahkan mulai memudar oleh karena itu peran orang tua sangatlah penting kerena apa orang tua adalah sebagai jembatan pendidikan untuk putra-putrinya dengan begini orang tua bisa membiasakan kepada putra-putrinya untuk adab berbahasa jawa sejak dini agar anak tersebut terbiasa berbahasa daerah yakni bahasa jawa dengan pembinaan yang serius dari orang tua penulis yakin akan terbentuk jiwa-jiwa anak muda yang berkarakter dan lebih mencintai adab berbahasa yakni bahasa jawa yang terutama.
Yang kedua adalah peran lingkungan, lingkungan sangat cepat pengaruhnya kepada kalangan remaja atau anak-anak karena ada hubungan interaksi timbal balik antara manusia dengan lingkungan, oleh karena itu penggunaan bahasa jawa harus dibiasakan dilingkungan teesebut karena apa saat di lingkungan tersebut sudah terbiasa dengan penggunaan bahasa jawa maka anak-anak maupun remaja juga akan cepat menirunya dan akan menjadi kebiasaan untuk berbahasa jawa, dan dilingkungan itu sendiri harus menggunakan bahasa jawa yang sopan dan tidak asal-asalan karena penggunaan bahasa yang asal-asalan akan mempengaruhi arti dari bahasa jawa itu, kenapa harus demikian karena bahasa jawa terkenal dengan bahasa yang penuh dengan tata karma oleh karena itu harus sangat hati-hati dalam penggunaanya dan harus sesuai dengan aturan. (Mengenal Dampak Lingkungan.1992)
Perkembangan teknologi yang sangat meluas terutama pada teknologi komunikasi yang dapat memperkecil hambatan bagi interaksi.  Bangkitnya budaya dunia maya yang berbasis pada perkembangan internet dan komputer, pada hal ini pengguna dunia maya lebih dominan para kalangan remaja dan lebih memilih menggunakan bahasa inggris dibandingkan dengan bahasa jawa atau bahasa daerah lainnya.  Dan hadirnya teknologi dunia maya membuat para kalangan remaja asik dengan dirinya sendiri tanpa interaksi dengan orang lain, dengan begini bahasa jawa akan cepat memudar jika para kalangan remaja tidak menggunakannya dalam interaksi langsung dengan orang yang lebih tua maupun seusia. (Ilmu Sosial Budaya Dasar.2015)
          Dari pemecahan masalah di atas peran pemerintah juga harus ada pemerintah harus merombak kembali kurikulum yang awalnya menggunakan kurikulum tingkat satuan pandidikaan pada kurikulum ini pendidikan bahasa daerah hanya dimuat sampai jenjang sekolah menengah pertama (SMP) saja dan diterapkannya kurikulum baru yakni kurikulum 2013, pada kurikulum ini pendidikan bahasa jawa dimuat sampai jenjang sekolah menengah atas (SMA) dengan demikian penulis berharap kurikulum 2013 tetap dipergunakan karena untuk membiasakan kepada anak-anak maupun remaja untuk mencintai bahasa daerah yakni bahasa jawa.  Dan para guru harus menggunakan beberapa strategi pembelajaran seperti strategi pembelajaran langsung, strategi pembelajaran, dan strategi pembelajaran ekspositori.  Dalam strategi pembelajaran langsung guru sangat berperan aktif strategi ini menekankan guru untuk melakukan pendekatan kepada siswa sehingga dalam mengajarkan bahasa jawa sangat berpengaruh karena guru akan mengerti apa kesulitan yang dialami siswa.  Penggunaan strategi yang kedua juga tidak merugikan karena pada strategi ini siswa dituntut untuk bekerjasama dalam mempelajari materi sampai tuntas, dan strategi ini juga baik dalam penggunaan bahasa jawa karena dalam strategi ini para siswa akan berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan bahasa jawa.  Dan strategi yang terakhir guru juga berperan untuk menyampaikan materi secara verbal sehingga siswa dapat menguasai materi secara optimal. (Pembelajaran Inovatif.2013)
Perlu diadakan pembinaan atau dibuatkan paguyuban untuk membahas dan mempelajari mengenai adab berbahasa jawa dilingkungan masyarakat sehingga bagi penduduk yang bukan asli dari jawa dapat belajar dan memahami bahasa jawa agar dapat berkomunikasi dengan lancar. Cara lain agar dapat membuat kalangan remaja mencintai adab berbahasa jawa atau bahasa daerah di perguruan tinggi harus dibuat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bahasa daerah, jadi UKM ini lebih fokus kepada pelestarian bahasa daerah dan mengarah kepada penciptaan puisi, lagu, dan karya tulis tetapi dengan penggunaan bahasa jawa atau bahasa daerah lainnya.  Dengan dibentuknya paguyuban di lingkungan masyarakat dan didirikan UKM diharapkan pemerintah dapat mengadakan suatu event festival adab berbahasa sehingga bagi yang ahli dalam bahasa daerah mampu menyalurkan aspirasinya dan bagi para pemula yang belajar dapat mempersiapkan diri pada event selanjutnya dan mendapat motivasi untuk mengetahui lebih dalam mengenai bahasa daerah. (Ilmu Sosial Budaya Dasar.2015)
Kalangan remaja maupun anak-anak harus mencintai kesenian daerah agar terbiasa mendengar dan menggunakan bahasa daerah. Penggunaan sosial media yang biasa dipakai oleh kalangan remaja yang biasa menggunakan bahasa inggris, oleh karena itu penulis berharap kepada para pengguna sosial media untuk menggunakan bahasa daerah bukan bahasa gaul dalam penggunaan sosial media .  Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya berbahasa daerah yakni bahasa jawa tentunya. Penulis juga berharap pemerintah untuk membuat aplikasi atau game yang menggunakan bahasa jawa atau bahasa daerah lainnya dan juga pada handphone juga harus ada bahasa jawa atau bahasa daerah lainnya dengan begini kalangan remaja maupun anak-anak akan terbiasa dan lebih berkarakter untuk menjiwai bahasa daerah. (Ilmu Sosial Budaya Dasar.2015)
Upaya lain dapat juga dilakukan pada dunia pertelevisian yakni pemerintah harus membuat satu channel TV yang khusus memuat kebudayaan daerah yang difokuskan kepada kebudayaan bahasa daerah dan harus disiarkan keseluruh daerah di Indonesia bukan hanya pada daerah-daerah tertentu yang memuat bahasa asli daerahnya, juga harus dibuatkan kartun yang lucu dengan menggunakan bahasa jawa atau bahasa daerah lainnya, mengapa demikian karena kartun adalah film yang digemari oleh kalangan anak-anak maupun remaja jika menggunakan bahasa jawa atau daerah lainnya anak-anak akan terbiasa mendengar dan kebanyakan akan mengerti. (Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan di Sulawesi Tengah.1995)
Didirikannya les atau bimbel untuk mendalami bahasa daerah jadi bimbel ini salain untuk mendalami pelajaran normatif dapat juga sebagai pemahaman mengenai bahasa jawa atau daerah lainnya.  Jadi jiwa para pemuda harus mencintai kebudayaan berbahasa daerah agar kebudayaan ini tidak menghilang dan dapat dirasakan anak cucu kita kelak oleh karena itu peranan seluruh masyarakat sangatlah penting bukan hanya dari pemerintah, keluarga, lingkungan saja tapi semua itu harus ada hubungan yang saling terkait agar menjadi seimbang.
Dari adanya globalisasi ini juga membawa pengaruh positif kepada masyarakat terutama pada media massa, dengan media massa ini kita dapat mensosialisasikan bahasa daerah kepada masyarakat yang bukan berasal dari pulau jawa asli.  Dan diharapkan para kaum muda nantinya dapat mengenalkan bahasa daerah terutama kepada dunia luar agar mereka mengetahui bahwa bahasa jawa itu mudah dan penuh arti disetiap kata.  Dengan adanya media massa kita juga dapat memperoleh banyak informasi. (Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan di Sulawesi Tengah.1995)
Cara berkomunikasi juga sangat berpengaruh kepada hasil pemahaman mengenai bahasa jawa, cara berkomunikasi ada dua yakni cara berkomunikasi tradisional dan cara komunikasi modern.  Komunikasi tradisional dapat dilakukan dengan mengenalkan kesenian dengan kesenian asli jawa seperti wayang, sinden dan tari remo.  Melalui kesenian ini para remaja akan terbiasa mendengar bahasa jawa dengan terbiasanya remaja akan memahami dan dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Komunikasi modern bisa seperti radio, telegram, surat kabar dan majalah. (Kesalehan Sosial.2007)
PENUTUP
Kesimpulan
Bahasa adalah alat yang digunakan untuk menyampaikan apa yang terlintas didalam hati dan pikiran manusia dengan bertujuan untuk berkomunikasi atau menyampaikan gagasan kepada seseorang antar individu.  Bahasa jawa adalah bahasa daerah yang berasal dari pulau jawa yang mayoritas biasa digunakan di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Semakin berkembangnya jaman, adab berbahasa daerah mulai memudar oleh karena itu peran dari segala bidang yang meliputi materil maupun non materil sangat penting. Kalangan remaja maupun anak-anak harus pandai menyikapi dan jangan sekali-kali meninggalkan adab berbudaya berbahasa daerah karena Indonesia kaya akan kebudayaan.
Kurangnya perhatian kalangan remaja terhadap kebudayaan berbahasa daerah yakni bahasa jawa membuat kalangan remaja maupun anak-anak mulai menghilangkan kebiasaan berbahasa jawa untuk berkomunikasi. Jadi untuk melestarikan bahasa jawa agar tidak memudar dikalangan remaja maupun anak-anak dibutuhkan kesadaran dari masing-masing individu, karena dari itu setiap individu harus menanamkan jiwa nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia agar bahasa jawa dapat dikenal kelak kepada anak cucu kita.  Kita harus mempupuk rasa kecintaan terhadap kebudayaan Indonesia mulai sejak kecil.
Pada saat memperingati hari-hari nasional pemerintah daerah harus mengadakan event lomba bahasa daerah, kegiatan ini bertujuan agar para kaum muda memiliki minat untuk mengikuti lomba tersebut dan adanya event-event begini akan mempupuk jiwa kaum muda yang cinta dengan bahasa daerah.

DAFTAR RUJUKAN

 

Gunawan, S. (1992). Mengenal Dampak Lingkungan. Bogor: InstitutPertanian Bogor.
Khanifatul. (2013). Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
Mappiare, S., Koddang, Y., Nawing, K., Nadjamuddin, L., Siodjang, B., & Tadurante, U. (1995). Dampak Globalisasi Informasi dan Komunikasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Pedesaan di Sulawesi Tengah. Sulawesi Tengah: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional.
Nasution, M., Daulay, M., Susanti, N., & Syam, S. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada.
Sobary, M. (2007). Kesalehan Sosial. Yogyakarta: LKS Yogyakarta.









0 komentar

Posting Komentar